Cara Menghitung Harga Jual Produk
Nah, untuk menghitung biaya tidak langsung ini mau tidak mau kita harus menggunakan angka asumsi penjualan. Misalnya saja, setiap konsumen yang masuk rata-rata pesan 3 item, yaitu makanan, minuman dan camilan. Rata-rata per bulan ada 1.500 konsumen, maka total terjual 4.500 item. Untuk menentukan biaya tidak langsung kita tinggal membagi total biaya tidak langsung dengan angka 4.500. Misalnya, gaji Rp. 4,5 juta/bulan, dibagi 4.500 berarti biaya tidak langsung untuk gaji adalah Rp.1000/item. Dan seterusnya, Tinggal tambahkan biaya langsung dan biaya tidak langsung, maka kita mendapatkan total biaya per item.
Itu baru menghitung biaya, untuk menghitung harga jual kita perlu tetapkan berapa kita akan mengambil keuntungan. Biasanya keuntungan ditetapkan dengan persentase. Misalnya saja kita mengharapkan keuntungan bersih 20%. Jika suatu item biaya langsungnya adalah Rp.1.000 ditambahkan biaya tidak langsung Rp.500, maka total biaya menjadi Rp.1.500. Jika ingin mendapat besar keuntungan 20%, berarti biaya sebesar Rp.1.500 merupakan 80% dari harga jual. Setelah di kalkulasi akan didapat harga jual sebesar Rp.1.875/item.
Lebih baik ambil patokan harga pasar dari rata-rata harga usaha sejenis dan sekelas. Ini adalah harga maksimal yang bisa kita jual ke konsumen. Jangan sampai harga kita lebih mahal dari pesaing tanpa alasan yang jelas. Setelah itu kita hitung keuntungan kotor dari situ. Jika keuntungan kotornya masih bisa menutupi biaya-biaya tidak langsung, dan masih ada keuntungan yang lumayan, maka kita sudah menerapkan strategi harga yang tepat. Tapi jika keuntungan kotornya terlalu kecil atau keuntungan bersihnya terlalu kecil, maka kita bisa melakukan penyesuaian. Misalnya dengan menaikkan harga 30% dengan cara membuat porsinya 20% lebih besar, jadi ada selisih 10% tambahan keuntungan.